banner 728x250
Opini  

Kepemimpinan Restoratif (6)

Oleh: Sarjono, S.I.Kom, M.Sos
banner 728x250

Merangkul

Opini “Kesuksesan pemimpin bukanlah pada kemampuan merengkuh singgasana kepemimpinan, namun pada kemampuannya merengkuh hati orang yang dipimpinnya yang terwujud pada kemampuan dalam melayani”. (Anonim)

banner 728x250

Dalam tukilan pokir sederhana ini, penulis memulai ulasan dengan mengarifi ungkapan bijak di atas sebagai “kompas” dalam menentukan pemimpin masa depan bagi kita yang hidup dan beranak pinak di antero gumi Tioq Tata Tunaq.

Diusia dua windu Lombok Utara kita perlu sosok pemimpin bertalenta multidimensi. Pemimpin yang berdaya lenting menghadapi seabrek problematika berdaerah, dan menjadi pemimpin dambaan rakyat. Untuk dapat menjadi sosok pemimpin dambaan rakyat pada era modern ini sesungguhnya bukanlah suatu hal yang sulit, tetapi bukan pula suatu hal yang gampang, alias susah-susah gampang. Pasalnya, pada diri pemimpin tersemat tanggung jawab yang besar, di dunia maupun di akhirat kelak. Kenapa ? Salah satu sebabnya pada diri pemimpin itu inhern terbenaki sifat-sifat keteladanan agar patut dan layak menjadi panutan bagi orang yang dipimpinnya (rakyat). Ia juga sosok “role model” bagi banyak orang, sehingga setidaknya seorang pemimpin itu harus demokratis dan partisipatif. Dua kriteria ini menjadi bagian dari prasyarat menuju “perubahan” dalam pelbagai sisi kehidupan. Karena itu, kelebihan keenam yang mesti dimiliki gaya Kepemimpinan Restoratif ialah “Merangkul” dalam makna luas.

Lalu mengapa pemimpin daerah ke depan harus merangkul? Jawabannya tertuju pada konklusi penulis atas tilikan sikon 16 tahun Lombok Utara semenjak berotonomi 2008 silam. Mencermati mozaik Lombok Utara hingga kini, ternyana berbagai problematika berdaerah tuman memerlukan solusi yang tepat agar bejibun “pekerjaan rumah” dapat dituntaskan oleh pemerintahan mendatang. Oleh karena itu, perlu ijtihad (kewargaan) agar sosok pemimpin yang terpilih dari hasil Pilkada beberapa hari ke depan benar-benar figur yang sesuai dengan ekspektasi warga Lombok Utara (membawa perubahan dan mewujudkan kemajuan).

Sudah waktunya Lombok Utara menghadirkan figur kepemimpinan yang merangkul, yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan dan good will melayani serta mampu memastikan kebutuhan (sandang, papan, pangan) rakyatnya dapat diakomodasikan secara terukur dalam berbagai program pembangunan baik yang prioritas maupun bukan prioritas. Pasalnya, pemimpin yang merangkul itu terbenaki jiwa melayani yang dalam aplikasinya akan memosisikan diri sebagai “pelayan” bagi rakyatnya. Semua ditunaikan dalam spirit perkhidmatan mengabdi demi tujuan tercapainya kesejahteraan rakyat.

Kepemimpinan yang merangkul dalam berkhidmat terhadap pengabdiannya mengawalinya dengan pemetaan potensi, menakar harapan, dan merancang program berikut strategi pencapaiannya. Selain itu, bebas dari “bias yang tak disadari” baik pengalaman, asumsi, dan emosi terhadap orang yang dijumpai atau rakyatnya secara umum berupa jenis kelamin, ras, warna kulit, agama, kemampuan fisik, umur, penampilan, status perkawinan, maupun status keluarga.

Kepemimpinannya mengedepankan keadilan dalam rangka mengubah pola pengambilan keputusan dari bias yang tidak disadari menjadi cara pengambilan keputusan secara sadar. Praktik empirisnya, pemimpin akan memberikan kesempatan pada semua orang untuk berpendapat dalam forum-forum konsesi pengambilan keputusan. Kemudian, setelah usai akan mengklarifikasi semua masukan, usul, saran dan kritik yang mengemuka pada forum sebelumnya untuk kemudian menarik keputusan. Dengan bersikap adil dan memiliki kesadaran terhadap keragaman, seorang pemimpin akan dapat menciptakan kebaikan yang lebih besar untuk masyarakat dan daerahnya. Kemudian membangun relasi untuk menggalang dukungan pihak luar dengan menjalin kerja sama dan kolaborasi yang produktif, menguatkan sinergi dengan pemangku kepentingan, serta perluasan akses jaringan dengan berbagai stakeholder untuk kemajuan daerahnya.

Dalam pada itu, pemimpin yang merangkul juga akan melakukan kaderisasi kepada generasi yang ada di daerahnya dengan menggagas sarana prasarana pembinaan dan pemberdayaan sebagai lokus mengasah bakat dan minat sesuai dengan potensi generasi setempat. Mendorong pengembangan produktivitas dan kreativitas generasi melalui ormas, orsos, organisasi kepemudaan, organisasi keolahragaan, organisasi keagamaan, lembaga kebudayaan, dan lembaga politik untuk ruang pengkaderan emberio kepemimpinan masa depan.

Upaya-upaya kaderisasi sebagai ruang proses membentuk cikal bakal penerus estafet kepemimpinan daerah maupun kepemimpinan pada level yang lebih tinggi di masa depan. Kapasitas mendorong kaderisasi ini untuk mencetak calon-calon pemimpin baru yang berkualitas menjadi salah satu parameter kualitas pemimpin.

Kepemimpinan yang merangkul juga dilandasi kemampuan mengaplikasikan relasi kemanusiaan yang mangkus agar kebijakan dan keputusan yang ditetapkan dapat efektif didiseminasikan kepada stakeholder dan masyarakat luas. Kemudian, memiliki kemampuan melakukan analisis situasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan publik.

Kepemimpinan yang merangkul dapat menanamkan kualitas individu masyarakatnya baik dalam keterampilan berpikir, metode mengomunikasikan hasil berpikir, menggali potensi diri, serta problem solver dalam pemecahan masalah. Selain itu, memberikan kepercayaan, motivasi, dan menjalin proksimitas dengan orang-orang di bawah kepemimpinannya.

Epilogia, kepemimpinan yang merangkul adalah seseorang yang gandrung akan keberagaman gagasan dan perbedaan pendapat. (Habis)

banner 728x250
banner 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *