Mataram (NTB), utarapos.com – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menghadiri Upacara Rsi Yadnya Padiksan/Dwijati Griya Satwika Loka didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi (12/4/2025).
Dwijati merupakan upacara yang bermakna lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasi) sebagai seorang sulinggih. Seseorang yang telah melalui proses tata upacara diksa. Inilah yang mempunyai wewenang luas dan lengkap dalam pelaksanaan dan menyelesaikan berbagai upacara Yadnya.
Upacara Rsi Yadnya Padiksan/Dwijati Ida Bagus Satwika Lan Eka Salistiawati beserta istri yang dilaksanakan di kediamannya. Pada acara tersebut, Gubernur NTB mengapresiasi bertambahnya Sulinggih (jabatan mulia bagi Pedande) yang akan melayani umat. Sekaligus memberikan pencerahan-pencerahan kepada umat Hindu-Lombok dalam menjalankan Swadarma menuju jalan kebaikan dan kehidupan yang lebih baik.
Miq Iqbal berharap dengan bertambahnya Sulinggih dapat memberikan getaran spiritual kepada kita semua menuju kehidupan yang lebih baik melalui perilaku, cara berpikir dan tutur kata.
“Suatu kehormatan bagi saya sebagai Gubernur NTB, diterima sebagai bagian keluarga besar umat hindu yang berada di NTB. Dengan bertambahnya Pedande ini betambah juga teman saya untuk membangun dan membina umat Hindu” imbuhnya.
Dalam pelaksanaan upacara diwujudkan dalam bentuk Banten (Upakara). Berfungsi untuk menyatakan rasa terima kasih kehadapan Tuhan. Dalam ajaran agama Hindu, Yadnya merupakan suatu bentuk kewajiban yang harus dilakukan umat manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Ini adalah kelahiran ke-51 dari Sulinggih umat Hindu yang ada di NTB. Nantinya bersinergi bersama Gubernur mewujudkan NTB makmur mendunua dari segi rohaniawan.
Gubernur NTB menyampaikan masyarakat NTB dapat bahagia menikmati hasil pembangunan, jika secara rohani dan spiritual diperkuat. Maka dari itu berharap kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, para Pedande dan para Sulinggih untuk ikut bersama-sama membina dan membimbing.
Diuraikannya, NTB bukan milik agama tertentu, bukan milik kelompok tertentu, bukan miliknya organisasi tertentu. NTB ini milik masyarakat NTB. Kita adalah saudara. Berharap masyarakat dapat merawat secara bersama-sama.
“Saya mengajak semua Sulinggih, semua Pedande, mari kita bersama membesarkan NTB. Membenahi NTB dan membuat nanti bangga menjadi masyarakat NTB”, pungkasnya ketika menutup sambutan. (lai)