banner 728x250

Gerakan Wisata Bersih di Gili Air, Haryanto: Harus Jadi Budaya Masyarakat, Kusmalahadi: Pentingnya Sinergi Bersama

Pengguntingan pita oleh Deputi Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Haryanto didampingi Wabup Lombok Utara Kusmalahadi Syamsuri, S.T, M.T tanda dilanchingnya Gerakan Wisata Bersih di Dusub Gili Trawangan Desa Gili Indah, Jumat (20/4/2025)
banner 728x250

Lombok Utara (NTB), Utarapos.com–Mendukung Gerakan Wisata Bersih, sebuah aksi kolektif mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan. Pasalnya, kawasan pariwisata di NTB khususnya di Gili merupakan destinasi pariwisata yang sangat penting untuk dijaga bersama. GWB menjadi salah satu langkah maju dalam rangka mendukung peluncuran destinasi pariwisata yang lebih ramah lingkungan.

Komitmen menjaga kelestarian lingkungan pariwisata terus digaungkan oleh Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara. Hal ini nampak dari pelaksanaan Gerakan Wisata Bersih digelar di obyek wisata Gili Air yang mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

banner 728x250

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaludin, S.T, menyampaikan rasa syukur yang mendalam karena Gili terpilih sebagai lokasi kegiatan nasional tersebut.

“Langkah ini sejalan dengan visi NTB yang Makmur dan Mendunia, serta mendukung pengembangan sektor pariwisata berbasis lingkungan. Berdasarkan survei situs perjalanan internasional di Amerika, Lombok kini menjadi destinasi wisata nomor satu di dunia. Namun, pencapaian ini harus diimbangi dengan tindakan nyata di lapangan, khususnya dalam pengelolaan sampah,” ujar Jamaludin, Jumat, (25/4/2025).

Menurutnya, Nusa Tenggara Barat telah memulai langkah nyata dengan melarang pendaki membawa botol plastik sekali pakai di Gunung Rinjani sejak awal April.

“Kebijakan serupa akan diterapkan di kawasan Gili sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk menjaga lingkungan dari sampah plastik,” tandasnya.

Hampir senada Wakil Bupati Lombok Utara Kusmalahadi Syamsuri, S.T, M.T, menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi, termasuk dalam penyediaan infrastruktur dan penguatan regulasi di kawasan wisata.

“Sekitar 60-70 persen aktivitas ekonomi masyarakat KLU berlangsung di kawasan Gili. Oleh karena itu, penataan kawasan ini harus dilakukan secara serius, termasuk menjaga kebersihan, keamanan, dan memastikan kelengkapan izin usaha sesuai dengan status Gili sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan kawasan konservasi,” terangnya.

Dalam pada itu, Deputi Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Haryanto menekankan bahwa gerakan wisata bersih bukan hanya kegiatan simbolik, tetapi harus menjadi budaya masyarakat.

“Pariwisata berkelanjutan tidak cukup hanya dengan promosi, tetapi harus dimulai dari kesadaran untuk menjaga kebersihan. Ini adalah program prioritas Kemenparekraf dan kami mengapresiasi penuh langkah nyata NTB dalam mendukungnya,” katanya apresiatif.

Dikatakan pula bahwa gerakan wisata bersih itu diharapkan menjadi contoh bagi destinasi wisata lainnya di Indonesia untuk menerapkan prinsip ekowisata dengan melibatkan masyarakat lokal secara aktif demi menciptakan pariwisata berkelanjutan dan berdaya saing global.

Gerakan wisata bersih di obyek wisata Gili Air ini dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, S.T, M.T, Ketua DPRD Lombok Utara, Agus Jasmani, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamaludin, S.T, Sekda Kabupaten Lombok Utara, Anding Dwi Cahyadi, S.STP, M.M serta seluruh Kepala Perangkat Daerah se-Kabupaten Lombok Utara. (lai)

banner 728x250
banner 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *