Lombok Utara (NTB), Utarapos.com–Air Terjun Sendang Gila dan Tiu Kelep, dua air terjun terkenal di mata wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Obyek wisata kawasan Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara, terletak 2 kilometer dari Desa Bayan. Selain itu, obyek wisata ini berada dalam kawasan Taman Nasioal Gunung Rinjani. Air terjun ini bahkan sebagai pintu masuk pendakian ke Gunung Rinjani. Penduduk setempat kerap menyebutnya sebagai Batu Ko’ atau Batu Kerbau. Cerita warga setempat, pada masa silam Sendang Gila menjadi tempat bidadari mandi ketika turun ke bumi.
Demikian pula Tiu Kelep, air terjun setinggi 42 meter dengan kontur bertingkat-tingkat berada tak jauh dengan Air Terjun Sendang Gila. Dalam bahasa Sasak, Tiu diartikan kolam renang, sedangkan Kelep diartikan terbang. Dinamakan demikian dikarenakan aliran airnya yang jernih beterbangan kemana-mana.
Desa Senaru dijuluki “The Crown of Lombok”, mampu menyajikan indahnya pesona alam dengan keberadaan Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep. Lokasi air terjun yang masih sangat alami berada di tengah hutan, menjadi salah satu ciri khas daerah wisata diujung timur Lombok Utara itu.
Dus, lokasi wisata tersebut juga menjadi tantangan bagi pengelola daerah wisata Senaru ini. Sebab masih berseliwaran monyet liar yang kerap berada di area wisata ini di satu sisi. Sementara pihak pengelola wisata setempat tak dapat memusnahkan hewan liar ini karena menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata alam Senaru ini.
Kesaksian beberapa warga mengatakan, baru-baru ini telah terjadi sebuah insiden, yaitu beberapa warga mengalami diganggu monyet liar yang ada di sekitar Sendang Gila dan Tiu Kelep.
“Waktu itu bapak lagi cari rumput di sana, tiba-tiba monyet itu deketin bapak dan coba buat ngambil tas bapak,” ungkap Miskan, korban monyet liar.
Usut punya usut, hal itu disebabkan monyet liar tersebut lapar sementara di area wisata tidak ada lagi tanaman buah yang bisa mereka konsumsi. Dampaknya, perlu waspada terhadap penyerangan yang mungkin terjadi kepada wisatawan atau pengunjung destinasi wisata tersebut.
KKN PMD Unram Desa Senaru kemudian berinisiatif melakukan penghijauan dengan menanam buah-buahan di kawasan Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep, pada Selasa (30/7/24).
Gerakan ini diambil dalam rangka mencegah kerusakan lingkungan maupun penyerangan hewan liar terhadap warga atau wisatawan di wilayah Senaru, khususnya di kawasan Sendang Gila dan Tiu Kelep.
Mahasiswa KKN PMD Unram 2024 bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Perusahaan Air Mineral Desa (PAMDes) dan masyarakat gotong royong menanam 100 lebih pohon rambutan dan sentul di sepanjang area menuju Sendang Gile dan Tiu Kelep.
Tak hanya itu, mahasiswa KKN turut serta membersihkan sampah di sepanjang area air terjun, salah satu upaya penghijauan dan antisipasi penyerangan monyet liar di kawasan tersebut.
Dalam aksi kegiatan nampak para mahasiswa bersama masyarakat Desa Senaru, pemuda Desa Senaru, pihak BUMDes dan PAMDes, serta stakeholder terkait bersama-sama menanam dan membersihkan sampah plastik yang berserakan.
Kegiatan penanaman pohon dan pembersihan sampah di area air terjun itu berjalan lancar dalam rangka menciptakan lingkungan wisata yang asri dan indah.
“Mencegah pencemaran lingkungan adalah kewajiban kita bersama. Kegiatan ini menjadi langkah peduli lingkungan khususnya di area wisata yang menjadi pusat ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Aril, Ketua KKN PMD Unram 2024.
Dalam kesempatan itu, ia meminta masyarakat khususnya warga Senaru maupun wisatawan lebih peduli terhadap lingkungan dengan menjaga lingkungan tetap bersih dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
Dalam pada itu, Pengelola Wisata Senaru, Tris mengatakan kegiatan penanaman pohon itu bukan kali pertama digelar di destinasi wisata setempat bekerja sama dengan Mahasiswa KKN dalam menjaga kelestarian alam di Senaru.
Sebelumnya pihaknya dan mahasiswa KKN Unram pernah melakukan penanaman ratusan pohon besar di sumber mata air Desa Senaru.
“Kami bersihkan sampah-sampah plastik di area wisata ini sambil giat penanaman di beberapa titik guna antisipasi bencana alam, seperti longsor ke depannya. Karena kan, Senaru ini dikenal sebagai Desa Wisata yang jadi tulang punggung ekonomi masyarakat di sini,” pungkasnya. (dsr/hel)