Mataram (NTB), utarapos.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provnsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., menjadi narasumber pada acara Launching Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2025, yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berlangsung secara zoom meeting, bertempat di Ruang Rapat Sekda, Mataram, Senn (24/3/2025).
Dalam kegiatan bertajuk “Siap untuk Selamat” itu, Sekda menyampaikan kesiapan sukseskan penuh semangat dan bahagia NTB menjadi tuan pelaksanaan HKB tahun 2025. Disebutkan, ditengah kesiapan keluarnya intruksi presiden no 1 tahun 2025 terkait efisiensi anggaran.
“Kami menganggap kegiatan ini penting menjadi sosialisasi dan edukasi oleh karenanya pemprov NTB, berkomitmen menyiapkan kegiatan agar sukses berjala dengan lancar pada April mendatang,” ungkap Miq Gita sapaan akrab Sekda.
Tak lupa pula Miq Gita pria berkacamata kelahiran Puyung Lombok Tengah itu mengatakan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya, meluncurkan Unit Layanan Disabilitas di Kabupaten Lombok Utara, pengukuhan Forum Pengurangan Resiko Bencana, Penanaman Pohon Vegitasi Mitigasi Bencana di Pantai Mapak Loang Balok, termasuk juga lomba menggambar serta Simulasi kebencanaan melibatkan institusi pendidikan dari Paud hingga SMA/SMK dengan target 2025 siswa.
Diharapkan kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran dalam memahami resiko bencana dan langkah-langkah mitigasi serta terciptanya budaya siaga bencana, kesiapsiagaan menjadi budaya sehari-hari bukan pada momen seremonial semata.
Ditambahkan Miq Gita, NTB sebagai destinasi pariwisata dimana waktu 2018 NTB dilanda Gempa Bumi, ada hal spesifik yang harus dipersiapkan bagaimana melakukan evakuasi dan mitigasi terhadap wisatawan-wisatawan yang ada di destinasi tersebut seperti di 3 Gili dan di Rinjani serta lain sebagainya.
“Ini menjadi PR bersama, NTB menjadi tuan rumah HKB nanti, harus ada SOP bagaimana komunikasi dan koordinasi dengan pihak Hotel, Travel makapai dan lain sebagainya dalam melakukan evakuasi. Ketika terjadi suatu kebencanaan yang dibutuhkan wisatawan ingin pergi ke daerah lain atau yang aman baginya sehingga ini yang harus perlu diatensi untuk keselamatan wisatawan,” pungkasnya. (lai)