Lombok Utara (NTB), Utarapos.com – Dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat Lombok Utara dikejutkan dengan meningkatnya kasus bunuh diri terjadi di sejumlah wilayah. Laporan demi laporan terus masuk ke aparat kepolisian. Baru-baru ini bahkan ditemukan jenazah dengan dugaan kuat sebagai korban bunuh diri.
Kenyataan ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di tengah masyarakat sekaligus menjadi alarm yang serius bagi semua pihak.
Bupati Lombok Utara H. Najmul Akhyar menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap situasi tersebut. Ia menilai, maraknya kasus bunuh diri bukan hanya persoalan pribadi seseorang, tetapi juga pencerminan lemahnya sistem dukungan sosial disamping kurangnya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental.
“Ini bukan hanya masalah individu. Kita semua harus hadir. Jangan ada lagi yang merasa sendiri dalam menghadapi hidup,” kata Bupati Najmul dikonfirmasi media ini, Sabtu (26/4/2025).
Najmul berpandangan, setiap manusia pasti menghadapi kesulitan tapi hal yang terpenting adalah bagaimana cara menyikapinya. Maka, penting menumbuhkan semangat pantang menyerah serta menjaga optimisme.
“Dalam ajaran agama kita, jelas dikatakan bahwa di dalam setiap kesulitan ada kemudahan. Maka jangan pernah menyerah, jangan putus asa. Bunuh diri bukan solusi, justru menambah duka yang lebih dalam bagi orang-orang di sekitar kita,” jelasnya.
Bupati Lombok Utara ini lantas mengajak seluruh lapisan masyarakat baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, para pemuda dan organisasi sosial untuk memperkuat solidaritas sekaligus menjadi bagian dari solusi. Kepedulian sosial dan empati, menurut Najmul, menjadi kunci dalam mencegah tragedi serupa terulang kembali.
“Kita harus saling merawat. Mari kita jaga harapan, kuatkan iman, dan bangun ruang-ruang aman bagi siapa pun yang tengah berjuang dalam hidupnya. Insya Allah, semua masalah bisa kita hadapi jika bersama,” pungkasnya.
Realitanya, kasus bunuh diri memang kerap dipicu tekanan hidup, masalah pribadi, hingga gangguan kesehatan mental. Namun begitu, pendekatan yang tepat, dukungan emosional, dan kepedulian lingkungan sosial, maka jalan keluar yang relevan dapat ditemukan.
“Lombok Utara kini ditantang untuk menjadi kabupaten yang lebih peduli, tanggap, dan penuh harapan,” tutup mantan Sekjen Apkasi itu. (lai)