banner 728x250

PAB Lombok Utara 2024, Duta Memarek Distrik Gangga Tampil Memukau

Duta Distrik Gangga memperagakan Prosesi Ritual Memarek di Bebekeq pada PAB KLU 2024, Rabu (11/9). Foto: Dorry Baleq
banner 728x250

Lombok Utara (NTB), Utarapos.com — Berlokus di Lapangan Umum Tioq Tata Tunaq, Duta Distrik Gangga menyuguhkan prosesi ritual Memarek Leluhur Bebekeq dalam Pekan Apresiasi Budaya Kabupaten Lombok Utara 2024, Rabu (11/9/2024).

Mengusung tema Uleq Nutut Cara Leluhur, ratusan generasi muda Desa Selelos Kecamatan Gangga tampil memukau dengan menyuguhkan ritual Memarek. Mulai dari awal hingga prosesi ritual usai, seluruh rangkaian ritus diperagakan maksimal berbalur suasana hening. Tampak semua mata fokus memandang setiap tahapan ritual yang diperagakan para peserta ritual (pemarek).

banner 728x250

Pembina Paguyuban Adat Leluhur Bebekeq, H. Rasidep, S.Pd menjelaskan, ritual memarek ke petilasan Bebekeq setiap tahun digelar warga Selelos dan warga lain dari sejumlah  wilayah di Lombok Utara maupun luar Lombok Utara.

Dikatakannya, Memarek berarti mengunjungi, yaitu prosesi ritual mengunjungi petilasan Kedatuan Bebekeq Dendaun yang sengaja dihilangkan oleh Datunya pada masa lampau karena tidak sudi dijajah oleh kaum penjajah.

Diceritakan, maqam Bebekeq berada di tengah hutan lindung di selatan Desa Selelos. Jarak tempuh dari Desa Selelos ke lokasi sekira 4 km ditempuh dalam waktu satu jam dengan berjalan kaki.

Keberadaan petilasan Bebekeq, dituturkan Rasidep, bukan satu-satunya tempat yang dikramatkan di wilayah Desa Selelos. Ada pula makam-makam lainnya seperti makam Mangku Guna dan makam Brangkaq.

“Kedua makam ini juga dikeramatkan oleh masyarakat keturunan Bebekeq. Itulah sebabnya setiap tahun masyarakat dari berbagai penjuru datang menziarahi atau mengunjunginya disebut ritual Memarek,” jelas Rasidep.

Dalam prosesi ritual Memarek, masih kata Rasidep, ada beberapa tahapan ritual yang dilakukan oleh mangku sesuai dengan purusanya. Diantaranya, dari rumah mangku menuju berugak suci. Kemudian melewati tiga tenten baru kemudian memasuki gerbang utama petlasan Bebekeq.

Setelah pemarek sampai di Bebekeq, pelaksanaan Memarek dipimpin mangku berlangsung di maqam Bebekeq. Ada pula pemarek mengunjungi Jero Dalem untuk berdoa.

Keesokan harinya, pemarek kembali dari tempat puncak ritual menuju makam Mangku Guna dan makam Berangkaq hingga berakhir ke Berugak Suci di Kampu Adat Selelos.

“Acara pun selesai, masyarakat adat pun boleh pulang,” terang H. Rasidep.

Dijelaskan pula, bahwa ritual Memarek ke petilasan Datu Bebekeq Dendaun rutin digelar setiap tahun pada bulan Muharram oleh masyarakat leluhur Bebekeq bertujuan mengenang hilangnya Kedatuan Dendaun sekaligus mendo’akan roh para leluhur.

“Sebagai eling atau selalu ingat kepada sang pencipta Allah Swt, menunjukkan rasa syukur atas berbagai karunia dan nikmat yang dianugrahkan oleh Allah Swt. Lalu menunaikan nazar (menyaur) yang telah diikrarkan melalui mangku, dan menguatkan ikatan persaudaraan antar sesama dan lingkungan,” terangnya lagi.

Ditambahkan Raden Sanudin bahwa proses ritual Memarek dibagi tiga tahap, terdiri dari tahap ritual awal mulai rowah balit, nguningayang (membarak), memule (memulai) dan neratas. Kemudian masuk ke ritual inti memarek, diawali menyiapkan segala keperluan, penerimaan tamu, mengagek, dan pemberangkatan ke  petioasan Bebekeq. Tahap terakhir, pemberian bedak langeh atau mangku menyembeq pemarek dengan lelangeh.

“Filosofi dari pemberian bedak langeh ini sebagai pelepasan,  pembersihan dan pensucian diri, lepas dari janji, rasa was-was, penyakit, rasa takut, rasa malas, buruk sangka, dengki dan kebodohan,” urai Ketua MKD Desa Selelos itu.

Dalam pada itu, Kepala Desa Selelos, Judin, SH saat prosesi ritual Memarek Bebekeq yang diperagakan warganya dihadapan masyarakat luas pada Pekan Apresiasi Budaya di Lapangan Tioq Tata Tunaq Tanjung, menyampaikan terima kasih yang tulus kepada pemerintah kecamatan dan seluruh pemerintah Desa se-Kecamatan Gangga atas kepercayaan mengangkat ritus Memarek Bebekeq dalam kegiatan PAB tersebut.

“Tentu masih banyak ritus-ritus budaya lokal yang dimiliki desa lain di Distrik Gangga hingga saat ini masih eksis dilestarikan oleh masyarakat adat penganutnya. Ke depan semua perlu diberi ruang untuk dimunculkan,” harap Judin.

Terpisah, Camat Gangga, Mahzan Zohdi  menyampakan matur tampiasih (terima kasih-red) kepada semua pihak, terutama kepala Desa yang telah berpartisipasi melibatkan warganya mendukung kesuksesan PAB Kabupaten Lombok Utara tahun 2024 sebagai Duta Distrik Gangga.

“Sekali lagi, atas nama Pemerintah Kecamatan Gangga, saya mengucapkan salut dan terima kasih kepada semua pihak atas selesainya PAB KLU khususnya untuk Distrik Gangga. Alhamdulillah semua ikut berpartisipasi,” ujar Mahzan.

“Sekali lagi terima kasih,” imbuhnya.

Mahzan lantas menitipkan pesan dan saran kepada tokoh adat Desa Selelos agar sebisa mungkin membukukan Sinopsis Ritual Memarek Bebekeq, karena dinilainya sangat menarik, sehingga kedepan bisa publikasikan kepada khalayak luas. (djn_dry)

banner 728x250
banner 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *