Mataram (NTB), Utarapos.com – Pj Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Ir. Hj. Lale Prayatni Gita Ariadi membuka Seminar Trend Forecast Re Si Li Ent Fashion Trend 2024/2025 dengan narasumber desainer nasional dan dosen IKJ, Taruna Kusmayadi yang diselenggarakan di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur Provinsi NTB, Sabtu, (15/6/2024)
Bunda Lale sapaan akrab Pj Ketua Dekranasda provinsi NTB ini dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia sebagai kiblat fashion, maka NTB terus berupaya berperan aktif menjadi bagian perkembangan fashion Indonesia secara umum dan secara khusus.
Saat ini Dekranasda provinsi NTB sedang melaksanakan inkubasi fashion tahap kedua, serta inkubasi fashion pria, dan baru seminggu ini juga dibuka inkubasi untuk anak-anak SMK.
“Ini tidak lain adalah bagaimana supaya anak-anak kita di Nusa Tenggara Barat, kita juga Perlu ada keberlanjutan dari para desainer, bagaimana nanti kedepan, kalau sekarang mungkin bisa di hitung dengan jari tapi kedepannya bisa berkembang,” harapnya
Sebagai pelaku industri fashion maupun kriya turunannya, trend fashion yang terus berubah tiap tahunnya ini menjadi hal yang sangat penting untuk di ikuti mengingat keinginan pasar yang sejalan dengan perkembangan trend yang ada.
Bunda Lale juga menceritakan pengalamannya ke Garut menghadiri 1 abad kerajinan kulit Garut serta acara fashion show yang semua baju dan aksesorisnya dari kulit. Harapannya kedepan agar pengrajin kulit di Garut bisa bekerja sama dengan pengrajin tas, sepatu dan lainnya yang ada di NTB.
“Dan saya hari ini memakai baju tenun untuk menginspirasi para desainer bahwa kita juga bisa bekerja sama dengan Daerah lain, Daerah lain penghasil kulit, kita disini penghasil tenun,” imbuhnya.
Kedepan Bunda Lale ingin mengundang semua UMKM yang bergerak di bidang kulit seperti tas, sepatu untuk mendengarkan keluhan mereka terkait dengan kulit. Serta ingin berinovasi dengan mengkombinasikan kulit Garut dengan kain tenun di NTB ini.
“Tentunya trend fashion yang sedang berkembang akan menarik jika di padukan dengan ciri khas Wastra NTB yang bervariasi, tentu saja kreativitas dan pengalaman menjadi pendukung utama,” pungkasnya.
