banner 728x250

Mengarifi Lebih Dalam Ritual Memarek

Mangku Bebekeq, Amak Sudirman Sedang Menyembeq Peserta Memarek 2024 di Maqam Bebekeq, Kamis (22/08/2024)
banner 728x250

Lombok Utara (NTB), Utarapos.com–Masyarakat leluhur Bebekeq memiliki waktu khusus mengunjungi petilasan (maqam) Bebekeq Denaun yang dikenal dengan Ritual Memarek. Sebuah ritual adat tahunan diikuti oleh komunitas adat keturunan leluhur Bebekeq atau masyarakat yang masih bertalian dengan leluhur Bebekeq yang tersebar di berbagai wilayah di Pulau Lombok. Kini, maqam Kedatuan Bebekeq Denaun terletak di Desa Selelos Kecamatan Gangga Lombok Utara.

Ritus adat warisan nenek moyang keturunan leluhur Bebekeq yang berlangsung sejak ratusan tahun silam. Tradisi yang memperkaya khasanah budaya bangsa diselancari oleh suku bangsa Sasak dan suku bangsa lainnya. Suku-suku bangsa ini hidup berdampingan dengan damai dan guyub rukun satu dengan lainnya dalam corak keberagaman. Mereka tetap mempertahankan adat istiadat, tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka benaki sejak ratusan tahun silam.

banner 728x250

Sekretaris Paguyuban Adat Leluhur Bebekeq atau BALEQ, Sarjono, M.Sos, mengungkapkan, dalam sejarahnya ritual Memarek diselenggarakan untuk mengenang kedatuan besar di Pulau Lombok yang pernah berkembang dan berkuasa tempo dulu.

“Bebekeq Denaun salah satu sistem pemerintahan di Pulau Lombok pada masa lampau dengan bentuk kedatuan. Kala itu kedatuan ini dijajah oleh kerajaan-kerajaan lain yang berkuasa di nusantara, seperti Kerajaan Karangasem akhir abad ke-17,” ungkap Sarjono dihubungi wartawan media ini di Bebekeq, Rabu (21/8/2024).

Dijajah secara terus menerus dalam waktu yang lama, kata Sarjono, menyebabkan Datu Bebekeq Denaun kala itu merasakan tekanan hebat. Penjajah memiliki prajurit yang banyak dengan perlengkapan perang yang lengkap. Situasi sulit tersebut menyebabkan Datu Bebekeq Denaun berpikir panjang melakukan perlawanan menghadapi penjajah.

Diceritakan pula, Datu Bebekeq Denaun kala itu sangat menyayangi rakyatnya. Sang Datu tidak mau mengorbankan rakyat hanya demi kemenangan dalam medan peperangan. Ia kemudian berketetapan hati lebih baik menghindari peperangan dengan cara menghilangkan diri dengan seluruh kawuka bala dan entitas kedatuannya.

“Dengan keluhuran jiwa dan keagungan ilmunya, Datu Bebekeq Denaun menyiramkan air yang telah ditaburi bunga pinang dalam wadah tempurung kelapa atau dalam bahasa masyarakat setempat disebut Tamang. Setelah wilayah kedatuan disiramkan air dalam Tamang tersebut, Kedatuan Bebekeq Denaun lenyap (Merat-term. Sasak setempat). Namun sisa-sisa kedatuan masih tetap ada hingga saat ini yaitu petilasan atau maqam Bebekeq,” ulasnya.

Komuni seremonial Memarek kali ini mengusung tema “Ritual Memarek: Uleq Nutut Cara Leluhur” diikuti ratusan peserta. Pada puncak prosesi ritual, warga memadati kawasan Bebekeq. Salah satu ritual adat yang masih eksis di gumi bersesanti Tioq Tata Tunaq hingga saat ini.

“Memarek ini digelar rutin setiap tahun oleh masyarakat keturunan leluhur Bebekeq untuk penghormatan dan kecintaan kepada leluhur. Ritual yang konsisten dirayakan pada Rabu dan Kamis bulan Muharram selama dua hari,” demikian ungkap Sekretaris BALEQ ini.

Dalam pada itu, salah seorang Pembina BALEQ, H. Rasidep, S.Pd saat menyampaikan kilas balik Memarek menyebutkan bahwa Memarek berasal dari kata “Parek” artinya hadir atau datang. Artinya masyarakat keturunan leluhur Bebekeq mengunjungi petilasan Bebekeq untuk memunajatkan do’a kepada Allah Swt, Tuhan Yang Maha Tunggal untuk leluhur terdahulu.

Menapaktilasi sejarahnya, tutur Rasidep, ritual Memarek sebagai bentuk akulturasi budaya Sasak dan ajaran Islam. Sebuah tradisi adat yang dirayakan secara kolektif pada bulan Muharram setiap tahun. Tujuan ritus adat itu untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara mengunjungi maqam Bebekeq yang terletak di tengah hutan (gawah-term. Sasak) Bebekeq.

“Memarek ini sarana memanjatkan doa untuk leluhur kita, mengingatkan diri kita atas kematian, karena semua manusia pada akhirnya akan meninggal dunia. Cara kita melestarikan adat budaya peninggalan leluhur, menjaga kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat dengan saling membantu, bergotong royong satu dengan lainnya,” tutup H. Rasidep.

Ditambahkan R. Agus Bakri, bahwa ritual Memarek diawali “Neratas” yaitu masyarakat bergotong-royong membersihkan jalan menuju maqam dan tempat puncak acara ritual dari rerumputan dan dedaunan di Maqam Bebekeq.

Mangku Bebekeq, Amak Sudirman Sedang Menyembeq Peserta Memarek 2024 di Maqam Bebekeq, Kamis (22/08/2024)

Dibeberkan, pada hari pertam diisi acara merowah memule, yaitu pemanjatan doa di Bale Suci dipimpin Mangku dan Kiai/Penghulu untuk pemberitahuan kepada leluhur akan adanya Memarek.

Kegiatan berikutnya, Kirab yaitu warga peserta Memarek bersama-sama menuju tempat puncak ritual di Maqam Bebekeq. Kemudian, Ujub yaitu menyampaikan maksud ritual Memarek oleh toaq lokaq. Disusul pemanjatan doa secara bersama-sama kehadirat Allah Swt dipimpin kiai ditujukan untuk mendoakan roh-roh leluhur.

Pada hari kedua, kata R. Agus Mangku menutup puncak ritual sebelum peserta Memarek kembali ke Kampu Adat Selelos. Setelah sampai di Kampu, warga berziarah ke kompleks makam Berangkaq dipimpin oleh mangku. Kiai memimpin pemanjatan doa bersama dilanjutkan dengan acara menggibung usai warga balik dari kompleks makam Berangkaq.

Usai warga kumpul, makanan diletakkan di atas berugak (gazebo) Mangku Bebekeq guna didoakan oleh kiai agar mendapatkan berkah. Usai berdoa bersama, masyarakat adat menggibung dengan keluarga, kerabat dan sanak saudara dan warga lainnya menyantap makanan tradisional yang telah dihidangkan. Mereka makan bersama sambil bersendau gurau saling meramahkan diri.

Acara terakhir, tutur Miq Galih sapaan akrab R. Agus, Mangku menutup rtual Memarek di Bale Suci. Mangku bersama kiai dan sejumlah pemuka berdoa bersama dipimpin kiai guna menutup seluruh rangkaian ritual. Dilanjutkan Mangku menyembeq peserta ritual (menorehkan mamak di kening orang dengan sembeq dan Lelangeh yaitu campuran tujuh butir kelapa yang diparut dengan cara duduk di atas kayu berkaki tiga. Parutan kelapa lalu dicampuri dengan bedak berwarna kuning. Ada pula peserta ritual yang meminta sembeq kepada mangku untuk dibawa pulang. Acara memarut kelapa dilakukan pada hari Rabu atau sehari pra puncak ritual Memarek di Maqam Bebekeq.

Ritual Memarek bukan sekadar mengunjungi maqam Bebekeq ataupun berziarah ke makam leluhur di kompleks makam Berangkaq. Namun Memarek mengandung nilai-nilai sosial budaya, seperti gotong royong, pengorbanan, ekonomi, silaturahmi, dan berbagi antarsesama.

Pembukaan ritual Memarek 2023 dihadiri oleh Kepala Desa Selelos, Mangku Bajang Prawangsa Jaya Ningrat, pemuka adat dari Desa Bentek dan Tanjung dan peserta ritual dari sejumlah wilayah di Lombok. (djn/dory)

banner 728x250
banner 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *