banner 728x250 banner 728x250

Lebaran Adat Bayan, Cara Warga Merawat Tradisi Budaya

Kepala Desa Bayan, Satradi,
banner 728x250 banner 728x250

Lombok Utara (NTB), Utarapos.com – Upaya melestarikan kearifan budaya yang berkembang di tengah masyarakat, Pemerintah Desa Bayan bersama warganya melaksanakan kegiatan Lebaran Adat, sebuah warisan turun binurun dari nenek moyang terdahulu. Komuni lebaran dibagi menjadi dua sesi, yaitu hari pertama disebut Kayuq Aik sedangkan hari kedua sebagai hari H (puncak acara). Prosesi acara yang berlangsung selama dua hari ini dilokuskan di Rumah Adat setempat, Kamis (3/4 2025).

Pada hari pertama, warga desa melakukan Ritual Menyapu ke Makam Wali dan arwah orang tua yang sudah meninggal dunia. Kegiatan sebagai simbol persuasif yaitu ajakan bergabung dalam acara Ritual Lebaran Tinggi.

banner 728x250 banner 728x250

“Proses yang dilakukan pada Kayuq Aik adalah menyapu ke makam para wali dan mengajak arwah orang tua yang telah meninggal untuk turut serta dalam ritual Lebaran Adat,” jelas Kepala Desa Bayan, Satradi, kepada media ini.

Diuraikannya, setelah menyapu makam dilanjutkan dengan prosesi pembuatan jajanan tradisional meliputi pembuatan peset, gula kelapa, wajik, dan jongkong (piranti perlengkapan untuk persembahan).

“Pemasangan sesajen ini merupakan ajakan kepada para arwah orang tua yang sudah meninggal untuk ikut dalam upacara ini,” jelas Kades Bayan itu.

Kemudian dilanjutkan dengan prosesi Ritual Sembeq, terdiri dari dua bagian yaitu Sembeq yang diambil dari makam para wali dan Sembeq yang dibuat di rumah adat sendiri. Proses Sembeq sebagai momen penting pra komuni hari H.

Pada hari kedua (Hari H), kata Satradi, diawali prosesi memasak dengan sejumlah tahapan, termasuk pemotongan hewan sebagai “simbol syukur”. Jajanan yang disajikan pada hari H adalah jajanan yang dibikin pada acara Kayuq Aik yang digelar sehari sebelumnya dan dipersembahkan kepada kiyai setelah proses penyembelihan hewan selesai.

“Semua hewan (ayam dan kambing) dibawa oleh masyarakat adat sebagai bentuk nyata pengakuan komunitas dalam mendukung acara lebaran Adat ini. Hal ini mencerminkan komitmen mereka terhadap tradisi,” tandas Satradi.

Menurutnya, segala persiapan lebaran Adat sebagian besar berasal dari masyarakat adat, sementara tuan rumah menjalankan peran sebagai pengarah dalam pelaksanaan komuni lebaran Adat.

“Sekira 95 persen persiapan acara berasal dari masyarakat, sementara 5 persen lainnya dari tuan rumah,” imbuhnya.

Menarik menyimak secara seksama, bahwa Lebaran Adat juga diiringi dengan Ngurisan sederhana namun bermakna. Setelah semua prosesi selesai, masyarakat berkumpul untuk menikmati hidangan secara komunal dalam acara Periapan Kangungan di Berugak Agung. disajikan secara genap dan tidak boleh ganjil

Satradi lantas mengharapkan pentingnya perayaan tradisi adat tersebut untuk tujuan menjaga dan melestarikan budaya masyarakat di Desa Bayan. Desa Bayan sendiri,  ada 11 rumah adat, simbol kekayaan budaya yang patut dilestarikan.

“Desa Bayan ini ada 11 rumah adat di antaranya rumah adat Mangku Bayan Timur, rumah adat Kiyai Ketip Bayan Timur, rumah adat Pelawangan, rumah adat Bayan Barat, rumah adat Pemekel Bat Orong, rumah adat Kiai Penghulu, rumah adat Bangket Bayan di kawasan hutan, rumah adat Nangka Rempek, rumah adat Bual, rumah adat Dasan Tengaq Jeruk Manis,” demikian beber Satradi. (lai)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *