Lombok Tengah (NTB), utarapos.com – Pemerintah Provinsi NTB turut ambil bagian dalam kegiatan Panen Raya Padi Serentak yang digelar secara nasional di 14 provinsi pada Senin (7/4/2025). Kegiatan ini dipusatkan secara nasional di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya penguatan ketahanan pangan nasional.
Di NTB, panen raya dilaksanakan di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, dengan luas lahan panen mencapai 10 hektare untuk varietas padi Ciliwung. NTB menjadi salah satu lokasi strategis karena kontribusinya yang signifikan terhadap produksi beras nasional, yakni sebesar 9 persen. Sementara itu, Kabupaten Lombok Tengah menyumbang sekitar 43 persen dari total produksi beras di NTB.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, turut menyapa dan berdialog secara virtual dengan sejumlah kepala daerah, termasuk Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menyampaikan capaian sektor pertanian di NTB sekaligus menyuarakan beberapa kebutuhan yang memerlukan dukungan pemerintah pusat, seperti revitalisasi saluran irigasi dan pengadaan alat pertanian, termasuk traktor dan combine harvester.
“Namun begitu, Pak Presiden, walaupun kami sudah mengalami banyak peningkatan, tidak ada alasan untuk berpuas diri. Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh pihak untuk mendorong peningkatan produksi pertanian,” ujar Gubernur.
Menanggapi hal itu, Presiden Prabowo menginstruksikan agar Pemerintah Provinsi NTB segera menyiapkan dokumen perencanaan revitalisasi irigasi. Ia juga menyatakan komitmen untuk mendukung penuh penyediaan alat pertanian dan pengembangan benih unggul.
“Kita akan cari daerah-daerah yang bisa kita bantu, kita intervensi. Kita kirimkan alat-alat tersebut. Intensifikasi lahan yang ada juga perlu kita tingkatkan produktivitasnya, apalagi saya dengar tadi ada peningkatan hasil dari 6–7 ton menjadi 10 ton per hektare. Ini luar biasa,” kata Presiden.
Dalam sambutannya di lokasi panen, Gubernur NTB memaparkan bahwa NTB mencatatkan surplus beras sebesar 155.795 ton pada tahun 2024. Bahkan, untuk periode Januari hingga April 2025, surplus diproyeksikan meningkat menjadi 290.692 ton.
Kendati demikian, Gubernur menyoroti rendahnya realisasi penyaluran pupuk subsidi, yang hingga Maret 2025 masih berada di bawah angka 10 persen. Oleh karena itu, Ia menggelar dialog langsung dengan para petani guna menyerap aspirasi dan memahami permasalahan secara konkret.
“Apakah masalah air, pembelian, atau harga jual petani—semuanya akan kami dengarkan dan carikan solusinya satu per satu. Ada masalah pergudangan, penyerapan, semua akan kami petakan, dan insyaallah segera kita tindak lanjuti. Ini juga merupakan arahan langsung dari Bapak Presiden,” tegas Gubernur.
Sebagai bentuk dukungan nyata, pada kesempatan itu, Gubernur NTB juga menyerahkan secara simbolis benih padi varietas Cakrabuana kepada lima petani. Acara kemudian dilanjutkan dengan panen padi bersama sebagai simbol sinergi antara pemerintah dan petani dalam memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. (*)