Lombok Utara (NTB), Utarapos.com – Dalam upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) desa-desa di gumi Tioq Tata Tunaq, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP2KBPMD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menjalankan program Pendampingan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Program pendampingan ini bertujuan memfasilitasi setiap desa dalam meningkatkan pendapatan desa.
“Kami telah mencapai kemajuan yang signifikan, di mana sampai dengan tanggal 5 Mei 2025, sebanyak 34 BUMDes di Kabupaten Lombok Utara sudah berstatus badan hukum,” kata Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Bidang Ekonomi (PIC) BUMDesa L. Ardian Zamzamy, S.E kepada awak media ini, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, saat ini proses pendaftaran badan hukum Desa Gunjan Asri dan Desa Sokong masih berlangsung. Ada pul sejumlah desa lainnya yang belum mendaftar di antaranya Desa Singgar Penjalin, Sesait, Selengen, dan Desa Dangiang.
Sementara di Kecamatan Bayan, kata Ardian, pihaknya sedang didorong tiga desa masing-masing Desa Mumbul Sari, Desa Loloan, dan Desa Sambik Elen agar mempercepat proses pengurusan BUMDes mereka supaya berstatus badan hukum. Pasalnya, semua BUMDes di Lombok Utara harus sudah berstatus badan hukum pada pertengahan bulan Mei ini.
Sesuai dengan Kepmendes Nomor 3 Tahun 2025, kata dia lagi, BUMDes pun diharapkan mengelola program ketahanan pangan dari dana desa minimal sebesar 20 persen.
“Dana ketahanan pangan ini akan dikelola oleh semua BUMDes, dengan membentuk unit usaha ketahanan pangan,” jelasnya
Menurutnya, setiap BUMDes memiliki unit usaha yang berbeda-beda, seperti simpan pinjam, desa wisata, perdagangan, dan jasa-jasa lainnya. Sehingga pada pertengahan bulan Mei ini, dirinya meminta semua BUMDes dapat mendaftar secara online di Link Kementerian Desa PDT RI untuk mempercepat proses keluarnya sertifikat badan hukum.
Dituturkan pula, meskipun terdapat kendala seperti reshuffle kepengurusan dan terbatasnya verifikator pusat, Ardian, tetap optimis program ketahanan pangan dapat mendorong peningkatan PADes.
“Ditahun 2024, rata-rata BUMDes telah mampu memberikan kontribusi PADes lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Misalnya, Desa Anyar mampu menyetor PADes Rp250 juta, Desa Senaru Rp205 juta, dan Gili Indah menyetor lebih dari Rp230 juta,” bebernya.
Melihat progres kontribusi BUMDes terhadap PADes dari sejumlah desa tersebut, ia memacu BUMDes-BUMDes desa lain terus meningkatkan pendapatan desa, meskipun saat ini masih ada BUMDes yang memberikan kontribusi kecil mulai dari Rp1 juta sampai dengan Rp5 juta.
“Yang terpenting adalah aktivitas usaha BUMDes tetap berjalan,” tutupnya. (lai)